Rabu, 20 Maret 2013

laporan COD


ANALISIS AIR
(PENENTUAN COD)
1.      Tujuan Percobaan
Mampu melakukan COD pada air buangan.

2.      Bahan dan Alat
Bahan :
*      K2Cr2O7
*      Ag2SO4
*      H2SO4 padat
*      FAS , Fe(NH4)(SO4)2.6H2O
*      Indikator ferroin
*      HgSO4 kristal
*      Asam sulfamat
Alat :
*      Peralatan refluks (Erlenmeyer 250 ml , penangas, pendingin tegak)
*      Buret 50 ml
*      Erlenmeyer 250 ml
*      Pipet ukur 10 ml , 25 ml
*      Labu takar
*      Spatula
*      Bola karet
*      Botol winkler
*      Labu ukur 100 ml
*      Beker gelas 200 ml


3.      Dasar teori
Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia adalah jumlah oksigen (mg.O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 L sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxygen agent).
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara ilmiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air.
Analisa COD berbeda dengan analisa BOD namun perbandingan antara angka COD dengan angka BOD dapat ditetapkan.
Jenis Air
BOD/COD
Air buangan domestic(penduduk)
0,40 -0,60
Air buangan domestic setelah pengendapan primer
0,60
Air buangan domestic setelah pengolahan secara biologis
0,20
Air sungai
0,10
Tabel. Perbandingan rata-rata Angka BOD/COD beberapa jenis air.
Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih:
CaHbOc  +  Cr2O72-  + H+                    CO2  + H2O  + Cr3+
Zat Organis
      Warna Kuning                                                       Warna Hijau
Selama reaksi yang berlangsung +2jam ini,uap refluk dengan alat kondensor , agar zat organis volatile tidak lenyap keluar.
Perak sulfat Ag2SO4 ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi sedang merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida yang pada umumnya ada didalam air buangan.
Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organis habis teroksidasi maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluk. K2Cr2O7 yang tersisa di dalam larutan tersebut digunakan untuk  menentukan berapa oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium sulfat (FAS) , dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut:
6Fe2+  + Cr2O72- +14H+  → 6Fe3+  + 2Cr3+  +7H2O
Indikator ferroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu disaat warna hijau larutan berubah menjadi coklat merah. Sisa K2Cr2O7 dalam larutan blanko adalah K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organis yang dapat dioksidasi oleh K2Cr2O7 .
            Perhitungan untuk mennetukan COD :
            COD (mg.O2/l)  =     
            a = ml FAS yang digunakan untuk titrasi blanko
            b = ml FAS yang digunkan untuk titrasi sampel
            N = normality larutan FAS
            Catatan : Kadar larutan reagen selalu dipilih (a—b)>1 ml





4.      Prosedur Kerja
4.1. Pembuatan reagen
a.       Larutan standar K2Cr2O7 0,250 N
Gunakan labu ukur 50 ml untuk melartkan 0,61 gr K2Cr2O7  p.a. yang telah dikeringkan dalam oven 105°C selama dua jam dan  didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan kelembapan), tambahkan air suling sampai 50 ml
(BM = 294,216 , BE= 49,036)
b.      Larutan standar FAS
Gunakan labu takar 250 ml untuk melarutkan     Fe(NH4)(SO4)2.6H2O di dalam   air suling. Tambahkan 5 ml asam sulfat pekat, akibatnya larutan menjadi hangat. Dinginkanlah larutan misalnya dengan merendam labu takar di dalam air yang mengalir. Tambahkan air aquadest sampai 1 liter . larutan ini harus distandarisasikan dengan larutan dikromat. Larutan FAS ini tidak stabil karena dapat dioksidasi oleh oksigen dari udara
(BM=BE= 390)
4.2. Standarisasi larutan FAS
Ø  Encerkan 10 ml larutan standar K2Cr2O7  dengan air suling sampai 100 ml dalam beker gelas
Ø  Tambahkan 30 ml H2SO4 pekat
Ø  Dinginkan kemudian tambahkan indicator ferroin 2-3 tetes
Ø  Titrasikan dengan FAS sampai warna larutan berubah dari hijau kebiru-biruan menjadi orange kemerah-merahan.
4.3.Penetapan COD
ü  Pipet sebanyak 25 ml sampel air ke dalam Erlenmeyer 500 ml yang berisi 5-6 batu didih
ü  Tambahkan 100 mg HgSO4
ü  Tambahkan 10 ml K2Cr2O7 0,25 N
ü  Tambahkan 35 ml asam sulfat pekat (yang telah dicampur dengan alat refluks
ü  Dinginkan , tambahkan aquadest 50 ml
ü  Tambahkan 3 tetes indicator ferroin
ü  Titrasi dengan FAS , catat volume titran
ü  Lakukan titrasi blanko , air sampel diganti dengan aquadest

5.      Data Pengamatan
5.1.Standarisasi FAS
No.
Volume FAS(ml)
Volume analit(ml)
Perubahan warna
1.
13 ml
10 ml
Orange kemerahan
2.
12,5 ml
10 ml
Orange kemerahan

5.2.Penetapan COD
No.
Volume FAS(ml)
Volume analit(ml)
Perubahan warna
1.
Blanko= 22 ml
25 ml
Coklat kemerahan
2.
Sampel= 15 ml
25 ml
Hijau tua


6.      Perhitungan
6.1. Standarisasi FAS
VFAS1  x  NFAS1  =  
13 ml x NFAS1       =
           NFAS1       =
             NFAS1       =    0,19 N

VFAS2  x  NFAS2  =  
12,5 ml x NFAS2       =
           NFAS2       =
             NFAS2       =    0,20 N
NFAS rata-rata =      =      =  0,195 N


gr. K2Cr2O7  = V  x  NT   x  BE K2Cr2O7  
    NT             =
    NT             =
    NT             =  0,248 N

%kesalahan   = 
                  = 
                 =  21,3 %

6.2. Penentuan COD
COD    =      
             =   
           =  
          =   436,8 mg/l








7.      Analisa
Setelah melakukan percobaan dapat dianalisa bahwa pada saat menstandarisasikan dan menitrasi dengan larutan FAS dari larutan yang berwarna hijau kebiru-biruan menjadi orange kemerahan, membutuhkan larutan FAS hingga volume 13 ml dan 12,5 ml. Pada saat penetapan COD , warna awal larutan sampel dan blanko hingga berubah menjadi hijau tua dan coklat kemerahan. Pada sampel mengandung zat-zat organis, sedangkan pada blanko perubahan yang  terjadi berwarna coklat kemerahan , setelah ditambahkan indicator ferroin , air sampel berwarna hijau pekat dan blanko menjadi warna kuning keeemasan , ketika dititrasi dengan larutan FAS volume sampel adalah 15 ml dan blanko 22 ml.

8.      Kesimpulan
Berdasarkan perubahan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) yaitu jumlah oksigen (mg.O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organic yanag ada di dalam 25 ml air sampel . hal ini terbukti dengan adanya perubahan warna hijau pada saat direfluks , dimana mengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen dapat diketahui bahwa COD pada air buangan sebesar 436,8 mg/l.
           
Daftar pustaka
            Jobsheet,2012.Penuntun Praktikum Kimia Analisis Dasar. Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar